Kota Sejarah Xi’an dan Jalur Sutra Tiongkok: Gerbang Peradaban Timur Menuju Dunia
Xi’an adalah kota sejarah penting di Tiongkok yang menjadi titik awal Jalur Sutra kuno. Artikel ini mengulas warisan budaya, arkeologi, dan peran Xi’an dalam membentuk pertukaran budaya dan perdagangan antara Timur dan Barat.
Di tengah dataran luas Provinsi Shaanxi, berdiri salah satu kota tertua dan paling bersejarah di Tiongkok—Xi’an. Dikenal di masa lalu sebagai Chang’an, kota ini menjadi ibu kota dari 13 dinasti Tiongkok, termasuk Dinasti Han dan Tang yang legendaris. Lebih dari sekadar kota kuno, Xi’an adalah gerbang peradaban yang menjadi titik awal Jalur Sutra, jalur perdagangan kuno yang menghubungkan Tiongkok dengan dunia Barat.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif kota sejarah Xi’an dan perannya dalam Jalur Sutra Tiongkok, mencakup kontribusinya terhadap perdagangan, pertukaran budaya, dan warisan arkeologis yang masih hidup hingga kini.
Xi’an: Kota Tertua dengan Warisan Kekaisaran
Xi’an memiliki sejarah lebih dari 3.000 tahun, dengan lebih dari 1.000 tahun sebagai ibu kota kekaisaran Tiongkok. Pada masa Dinasti Tang (618–907 M), Chang’an (nama Xi’an saat itu) adalah kota metropolitan yang menyaingi Konstantinopel dan Baghdad dalam hal kemakmuran, budaya, dan pengaruh politik.
Kota ini dirancang dengan sistem tata ruang yang sangat terstruktur, dikelilingi oleh tembok kota megah sepanjang 13 kilometer yang masih berdiri hingga hari ini dan menjadi salah satu struktur pertahanan kota terbesar di dunia.
Titik Awal Jalur Sutra
Xi’an adalah titik nol Jalur Sutra, jaringan perdagangan darat yang terbentang hingga ke Eropa dan Timur Tengah melalui Asia Tengah. Jalur ini pertama kali diresmikan secara aktif selama Dinasti Han (206 SM – 220 M), ketika Kaisar Han Wudi mengirim utusan Zhang Qian ke Barat.
Melalui Jalur Sutra, sutra, teh, dan porselen dari Tiongkok diperdagangkan dengan rempah-rempah, permata, dan barang-barang mewah dari India, Persia, dan Roma. Namun, lebih dari sekadar perdagangan barang, Jalur Sutra juga menjadi sarana penting bagi pertukaran budaya, agama, teknologi, dan ilmu pengetahuan.
Situs Bersejarah dan Arkeologi
Xi’an terkenal dengan Temuan Prajurit Terakota, yang ditemukan di dekat makam Kaisar Qin Shi Huang, pendiri Dinasti Qin dan kaisar pertama Tiongkok bersatu. Situs ini menampilkan ribuan patung tentara, kuda, dan kereta perang dalam ukuran asli yang berbaris dalam formasi militer, mencerminkan kecanggihan militer dan kepercayaan spiritual zaman itu.
Selain itu, kota ini juga menjadi rumah bagi:
-
Pagoda Angsa Liar Besar (Da Yan Ta), dibangun pada abad ke-7 sebagai tempat penyimpanan sutra dan kitab Buddhis dari India.
-
Museum Sejarah Provinsi Shaanxi, yang menampilkan ribuan artefak Dinasti Han dan Tang.
-
Masjid Agung Xi’an, salah satu masjid tertua di Tiongkok yang menandai masuknya Islam melalui Jalur Sutra.
Perpaduan Budaya dan Agama
Sebagai kota multikultural sejak zaman kuno, Xi’an merupakan titik pertemuan agama-agama besar dunia—Buddha, Islam, Zoroastrianisme, Kristen Nestorian, dan Konfusianisme—yang semuanya meninggalkan jejak arsitektur dan komunitas di kota ini. Banyak pengelana dan pedagang asing menetap di Xi’an, menciptakan komunitas global yang harmonis di tengah kemegahan kekaisaran Tiongkok.
Warisan Dunia dan Daya Tarik Wisata
Xi’an kini menjadi destinasi wisata sejarah utama di Tiongkok, menarik jutaan pengunjung tiap tahun. Jalur Sutra dan situs-situs penting di Xi’an telah masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO, menandai pentingnya kota ini dalam sejarah global.
Program pelestarian dilakukan secara aktif untuk menjaga situs bersejarah sambil mengembangkan fasilitas wisata modern. Wisatawan dapat menyusuri tembok kota, menyaksikan pertunjukan kebudayaan Dinasti Tang, hingga mencicipi makanan jalanan di Kawasan Muslim Xi’an, yang menawarkan cita rasa kuliner hasil perpaduan budaya Timur dan Tengah.
Penutup
Xi’an dan Jalur Sutra bukan hanya bagian dari sejarah Tiongkok, tetapi juga bagian penting dari sejarah dunia. Kota ini menjadi simbol pertemuan budaya, perdagangan antarbangsa, dan toleransi antaragama. Dari prajurit terakota hingga relik agama, dari tembok kuno hingga festival modern, Xi’an terus menghubungkan masa lalu dan masa depan dalam satu perjalanan yang memukau.